PROMO

Rabu, 03 September 2014

Musim Menanam Dan Menuai - Wealth in Your Life By Bo Sanchez (Part 02/02)


Sesungguhnya hanya ada 2 Langkah Manjur...
Banyak dari Anda yang merasa capek melakukan hal baik dan benar. Mengapa? Karena Anda tidak melihat hasilnya. Jadi Anda ingin menyerah. Jangan! Atau tidak akan ada panen.
Mungkin Anda telah berupaya untuk melamar pekerjaan, na­mun pekerjaan yang tepat belum datang juga. Tidak apa-apa. Teruslah melamar.
Mungkin Anda telah berusaha mendekatkan diri pada putera Anda, tapi ia masih tetap terasa jauh. Teruslah berusaha untuk mendekatkan diri.
Mungkin Anda telah berupaya dalam masalah keuangan Anda, tapi Anda tetap terkubur dalam hutang. Tidak apa-apa. Teruslah berupaya dalam masalah keuangan Anda.
Mungkin Anda telah berupaya dalam pernikahan Anda, tapi relasi tetap tegang. Tidak apa-apa. Teruslah berupaya membuat pernikahan Anda menjadi lebih baik.
Seorang isteri berkata pada suaminya, "Saya sangat lelah karena konflik kita. Saya tidak tahan lagi. Saya akan meninggal­kan rumah!" Dan sang suami berkata, "Saya juga! Saya juga tidak tahan lagi. Saya juga tidak ingin tinggal dalam rumah ini! Saya akan pergi bersamamu."
Suami tersebut tidak bermaksud untuk menyerah!
(Catatan: Saya tidak berbicara tentang pelecehan dalam perni­kahan. Hal ini adalah pengecualian dimana mungkin baik bagi seorang suami dan isteri untuk tinggal berpisah. Dalam artikel ini,
saya berbicara tentang masalah umum yang secara perlahan menghancurkan pernikahan jika kita tidak melakukan sesuatu terhadap relasi kita.)
Beberapa dari kita berpikir jika kita menanam, kita akan me­nuai. Itu bukanlah cara kerja alam semesta ini. Anda akan perlu menanam dan menanam dan menanam...dan kemudian Anda akan menuai.
Teman, jangan menyerah. Percaya bahwa panen akan datang!

Teruslah Tampil!

Teman, jika Anda ingin berhasil dalam hidup, Anda perlu tampil.
Di kedutaan Amerika, saya perlu tampil untuk melakukan wawancara. Dan ketika saya ditolak, saya mencoba lagi. Ketika hidup menolak apa yang Anda mimpikan, inilah kuncinya: Tampil kembali. Bagaimana jika saya menjadi sangat depresi dan saya tidak pernah mencoba lagi? Saya tidak akan pernah bisa berkot- bah di 34 kota di Amerika Utara.
Ingat bahwa dalam Musim Menanam, tidak semua benih Anda akan tumbuh. Banyak benih Anda tidak akan sampai pada Musim Menuai. Beberapa benih Anda akan mati. (Baca Matius 13:3-8)
Saya ingat satu area dalam hidup saya dimana saya harus menanam lagi dan lagi, hampir menyerah karena kelihatannya tak ada apapun yang terjadi...
Menanam Benih Cinta Dalam Emosi Saya
Selama hampir 30 tahun, saya selalu dihantui oleh ketakutan- ketakutan saya. Setiap pagi, saya terbangun dengan perasaan sedih yang sangat dalam. Selama bertahun-tahun, saya tidak tahu mengapa saya merasa begitu sedih. Beberapa tahun ke­mudian, saya mampu mendefinisikannya: itu adalah perasaan malu. Saya memiliki sebuah kepribadian yang merasa malu, berakar dalam pelecehan yang saya alami sebagai seorang anak
dan dalam usia remaja. (Saya berbicara tentang bagian me­nyakitkan dalam hidup saya ini dalam 2 buku saya, YourPast Does Not Define Your Future dan 7 Secrets To Real Freedom.) Saya betul-betul merasa malu terhadap diri sendiri. Saya merasa malu karena saya ada di dunia ini.
Selama bertahun-tahun, saya mencoba untuk menyenangkan orang lain. Karena jika seseorang tidak menyukai saya, saya akan merasa panik. Saya akan merasa mati. Saya sangat ingin orang lain mencintai saya.
Namun setiap hari, saya menanam benih cinta dalam hati saya. Saya menerima cinta Tuhan. Saya berusaha keras mencintai diri sendiri. Saya membiarkan orang lain mencintai saya. Ada hari- hari dimana saya merasa oke. Tapi ada banyak hari dimana ketakutan-ketakutan lama saya mencengkeram saya lagi.
Ada hari-hari dimana saya ingin menyerah. Saya merasa se­muanya sia-sia - bahwa saya tidak akan pernah sembuh. Dan kemudian suatu hari - saya baru perhatikan - ketakutan-ketakut­an saya berkurang. Intensitasnya melemah. Rasa malu saya semakin berkurang.
Saya tahu sebuah mukjizat sedang terjadi. Saya tahu cinta sedang memenangkan jiwa saya, mengalahkan ketakutan dalam hidup saya.
Hari ini, saat saya menuliskan ini, hidup saya telah berubah total. Panen telah tiba!
Sekarang saya sangat mencintai diri saya. Saya tidak lagi merasa malu akan diri saya. Saya tidak bisa mulai untuk menje­laskan pada Anda perubahan dalam hidup batin saya. Rasanya seperti malam berubah menjadi siang - dan saya adalah satu pribadi yang baru dalam batin saya.
Namun ada langkah kedua untuk menuju Musim Menuai.
Langkah #2: Menanam Dalam Lingkungan Yang Benar
Hukum Tuaian mengatakan, apa yang kamu tabur, kamu tuai.
Namun tersembunyi dalam Hukum ini adalah kebutuhan untuk menanam benih Anda di kondisi lingkungan yang benar: Sinar matahari yang baik dan air yang cukup.
Jika saya menanam benih yang benar di lingkungan yang salah, tetap tidak akan ada tuaian.
Apa yang dimaksud dengan lingkungan yang benar? Iman. (Baca Ibrani 11:1)
Anda perlu menanam benih Anda dengan blessing mindset. Iman adalah air dan sinar matahari dari benih Anda. Apa yang dimaksud dengan blessing mindset? Bahwa apapun yang terjadi, Anda berharap untuk diberkati. Bahwa Anda berharap hal-hal baik terjadi pada Anda.
Saya tahu orang-orang yang mengupayakan keuangan mereka - tapi tidak mengharapkan menjadi sungguh kaya. Saya tahu orang-orang yang mengupayakan relasi keluarga mereka - tapi tidak mengharapkan mereka akan menjadi lebih baik. Saya tahu orang-orang yang mengupayakan kesehatan mereka - tapi tidak mengharapkan kesembuhan.
Jika Anda ingin diberkati Anda harus bertiarap untuk diberkati. Anda harus mengharapkan tuaian. Mari saya berikan sebuah contoh.
Bentuk Wealth Mindset Anda
Dalam bab terdahulu, saya mengatakan bahwa jika Anda ingin menuai lebih banyak uang, Anda harus menanam nilai. Me­ngapa? Karena uang adalah sebuah lambang nilai.
Tapi mengapa selama 30 tahun pertama hidup saya, saya miskin, sekalipun ketika saya menanam benih yang benar?
Ketika saya mulai melayani Tuhan pada usia 13, berkotbah hampir setiap hari dan memimpin organisasi non-profit, saya sudah menanam nilai ke dalam hidup saya dan nilai-nilai yang sangat besar dalam diri orang lain - dengan membantu orang yang tak terhitung jumlahnya. Saya menanam apa yang saya
yakini sebagai 3 benih kekayaan - karakter (integritas), kompe­tensi (bakat), dan koneksi (relasi).
Jadi mengapa tidak ada tuaian?
Saya tidak memiliki blessing mindset yang benar untuk mem­buat benih-benih itu tumbuh. Dalam hal ini, saya kekurangan suatu weallh mindset untuk membuat benih uang bertumbuh. Dengan kata lain, saya tidak ingin menjadi kaya. Saya tidak ber­harap untuk diberkati. Perlu waktu bertahun-tahun untuk keluar dari mentalitas kekurangan saya. Hal ini berasal dari...
. Kepercayaan yang salah tentang diri saya sendiri: Saya mengidentifikasikan diri saya dengan kemiskinan.
. Kepercayaan yang salah tentang Tuhan: Saya pikir Dia menginginkan saya menjadi miskin.
• Kepercayaan yang salah tentang uang: Saya percaya uang adalah alat dari si jahat.

Saya tetap miskin karena saya tidak menginginkan tuaian.

Saya sudah memberi begitu banyak nilai pada orang-orang, yang harus saya lakukan adalah meminta dan saya akan menda­pat bayaran yang baik. Tapi saya tidak ingin dibayar.Maka saya tetap miskin.

Ketika saya berusia 30 tahun, saya mulai membuka diri saya terhadap tuaian.

Saya mulai menumbuhkan wealth mindset.

Dan saya mulai menumbuhkan kekayaan saya juga.
Saya ingat membaca semua buku yang bisa saya dapatkan tentang uang dan mencari semua pembimbing yang dapat saya temukan. Terkadang, rasanya semakin saya tahu, semakin saya menjadi bingung. Namun saya tidak berhenti. Saya terus belajar. Hingga saya mengerti.

Saya juga terjun dalam delapan bisnis kecil - dan gagal dalam semuanya. Saya kehilangan uang berton-ton. (Saya tidak punya banyak uang sebenarnya, jadi Ion" adalah istilah yang relatif.) Rasanya hancur. Depresi! Tapi saya tidak pernah menyerah.

Dan kemudian sebuah terobosan datang.
Hari ini, uang mengalir kepada saya seperti sebuah sungai. (Dibandingkan dengan para pembimbing saya yang multimilyu- ner, sungai saya tampak seperti tetesan dari sebuah kran yang bocor. Tapi hal itu baik bagi saya!) Saya tidak mencari kesem­patan bisnis; kesempatan bisnis datang pada saya. Dan orang- orang yang tepat, sumber-sumber yang tepat, dan kebijakan yang tepat datang pada saya.
Ya, tuaian telah tiba.
Dan tuaian-tuaian yang lebih besar akan tiba karena saya terus menanam.
Beberapa dari Anda menikmati Musim Menuai Anda dalam berbagai area hidup Anda.
Jangan berhenti menanam.
Jangan lupa untuk mengambil beberapa benih dari tuaian Anda dan menanamnya kembali.
Jika Anda melakukan ini, Musim Menuai yang lebih besar akan tiba.
DITULIS ULANG DARI:
BUKU BAHASA KASIH - EDISI AGUSTUS 2014


Pendaftaran Online Anggota KEP - Santo Yakobus :
www.KursusEvangelisasiPribadi.blogspot.com

Tidak ada komentar:
Write komentar

Ingin Mengenal Yesus Lebih Dalam? Ikuti KEP 23
Sign Up Your Email And We Will Inform You !