PROMO

Kamis, 04 September 2014

BAGAIMANA MENGALAMI SUATU TEROBOSAN


Dari buku "How to Turn Thoughts Into Things" By Bo Sanchez

Pernahkah Anda ditolak saat mengurus visa?
Jika belum, saya yakin, Anda tidak ingin mengalaminya.

Saya pernah ditolak saat mengurus visa. Dua kali. Dari Kedu¬taan Amerika. Lihatlah ke dalam hati saya dan Anda akan meli¬hat dua bekas luka yang sangat buruk.

Saya ingat upaya pertama saya. Saya masih dalam usia remaja kala itu. Saat saya bangun, saya sudah mandi keringat karena gugup. Hal itu tidak membantu ketika saat saya tiba di Kedutaan Amerika, saya melihat kerumunan orang-orang Filipin penuh harap di luar gerbang Surga Amerika.

Mereka berdiri dalam antrian yang panjang, mereka semua memohon untuk mendapatkan visa. Saya merasakan ketakutan mereka. Sangat menegangkan syaraf.
Setiap langkah mendekati pewawancara membuat perut saya bergolak.

Saya bahkan dapat mendengar detakan keras dada saya dan berpikir jangan-jangan orang lain mendengarnya. Deg- deg. Deg-deg. Deg-deg.

Akhirnya, tibalah giliran saya. Saya berjalan ke depan jendela kaca dan berkata dengan suara ge¬metar, "Selamat pagi..."

Apakah Saya Manusia?
Sang konsul, seorang pria berusia tiga puluhan dengan kacamata berbentuk segi empat, sangat serius, la melihat bertaruh dia pasti sudah membuat keputusan seketika itu juga, tapi wawancara harus tetap berlangsung, la bertanya, "Jadi mengapa Anda ingin pergi ke Amerika?"

Saya bilang, "Saya adalah seorang pengkotbah dan sebuah konvensi Katolik mengundang saya untuk memberi kotbah."
Seketika itu juga saya sadar - ya Tuhan, siapa di dunia ini yang akan percaya pada saya? Sebuah wajah berjerawat, remaja bertampang seperti orang-orangan sawah diundang untuk berbicara di sebuah konvensi religius?

Pria itu tiba-tiba meninggalkan biliknya. Saya membayangkan dia sedang tertawa terbahak-bahak dan bergulingan di lantai.

Ketika ia kembali, ia berkata terus-terang, "Maafkan saya Tuan Sanchez, saya tidak dapat memberi Anda visa."

Lagi-lagi, saya malah membayangkan dia mengatakan, "Maafkan saya Tuan Sanchez, Anda sangat tidak pantas menjejakkan kaki di pantai indah Amerika karena kami hanya menerima manusia."

Penolakan Lain
Kedua kali saya meminta visa, pewawancaranya seorang wanita Amerika, la sangat baik pada saya. Sebagai ganti me¬ngatakan, "Maaf, saya tidak dapat memberi Anda visa," ia ber¬kata, "Saya betul-betul minta maaf, saya tidak dapat memberi Anda visa."

Tapi itu tetap saja membuat hati saya hancur.

Ketiga kalinya saya meminta, saya pikir saya sudah ahli dalam membaca bahasa tubuh diplomat asing. Saya bersiap untuk menerima penolakan lagi.
Berikut adalah tanda-tanda yang saya cari: . Jika sang konsul tampak seperti zombie yang tak berperasaan, saya ditolak.

Komentar :

Sebenarnya bukan hanya ditolak mengurus visa, tetapi ditolak dari setiap segi kehidupan yang kita alami. Kesimpulannya jika kita ingin berhasil, kita harus terus mencoba dan mencoba, bagaimana seandai Bo akhirnya menyerah dan tidak lagi mengurus Visa nya ? mungkin kita tidak akan mengenal siapa Bo Sanchez. Mungkin kita sekarang mengalami kegagalan, tetapi jika kita terus berusaha siapa yang tau kapan kita akan berhasil. Tetapi jika anda berhenti sekarang juga , sudah tahu pasti kita gagal. Jadi untuk apa kita berhenti ?  Semoga semua ini bias menjadi makna hidup untuk kita.

Tidak ada komentar:
Write komentar

Ingin Mengenal Yesus Lebih Dalam? Ikuti KEP 23
Sign Up Your Email And We Will Inform You !